UAS KSI , 18107030027-Lutfi Ameilia
Karya Tulis Ilmiyah ini disusun untuk mengetahui lebih banyak ilmu pengetahuan tentamg kreativitas yang menjadi lokalitas dan bernilai berpengaruh tinggi terhadap suatu negara.
Ditulis Oleh:
LUTFI AMEILIA
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2020
Pendahuluan
Esaay ini membicarakan tentang Munthowil yang suka bersepeda. Bersepeda merupakan awal dari beliau berfikir bahwa banyak waga negara lain yang datang ke wilayahnya. Maka beliau harus bisa berbicara Bahasa inggris karna ingin bisa ngomong Bahasa inggris dan berceria. Dengan bersepeda beliau melihat peluang apa yang bisa di perlihatkan pada dunia isi dari kota joga itu sendiri, sebenarnya banyak sekali produk-produk yang masih tradisional misalnya, menenun, produk tempe yang sudah lama bisa menghasilkan banyak tempe, produksi kerupuk, membatik, dan juga belajar gamelan dan masih banyak lagi. Di daerah Sentolo sendiri tida hanya menanam padi saja namun juga menanam seperti, singkong, ubi, kopi, lengkuas, serta bumbu dapur yang lain. Munthowil melihat peluang tersebut dan mempunyai ide kalau hasil tersebut dijual sampai ke manca negara.
Untuk menarik para wisatawan Munthowil selalu menceritakan tentang suatu peristiwa yang sedang terjadi, yang tidak pernah dilihat wisatawan di asal negaranya. Beliau mendiiran bisnisnya pada awalnya tidak punya modal sama sekali hanya mengandalkan industry yang ada di daerahnya. Strategi yang digunakan beliau dalam bisnisnya yaitu Lokalitas dengan cara berkelana/mengeksplor. Tujuannya untuk lebih detail dalam melihat sutau peristiws atau kejadian yang tidak ada di suatu daerah yang lain. Dalam mengenalkan bisnisnya yang dijalani oleh Munthowil tidak secara instan, namun membutuhkan proes yang lama untuk lebih dikenal, yaitu dengan promosi atau mengenalkan bisnisnya dengan baik dan secara nyata. Tidak boleh secara asal-asalan karna akan merusak kepercayaan konsumen.
Isi/Pembahasan
Teori yang saya gunakan untuk menganalisis lokalitas tersebut adalah Baudrillard yaitu sebuah objek tida hanya memiliki use value dan exchange value, tetapi juga memiliki symbolic value dan sign value. Konsumsilah yang menjadi inti dari ekonomi, bukan lagi produksi. Jika kita terapkan dalam tulisan diatas dan di kehidupan nyata memang benar, masyarakat kebanyakan memproduksi semua yang bisa dan kemudian dikonsumsi hingga habis. Seharusnya masyarakat mengkonsumsi yang menjadi inti dari kehidupan mereka saja, supaya bisa makmur secara merata. Tidak hanya mengkonsumsi yang terus banyak namun memproduksi juga harus berkembang. Masyaraat umumnya memproduksi sendiri barang yang mereka konsumsi, biasanya memproduksi banyak untuk ditimbun dan kemudian dijual untuk memperoleh uang yang banyak. Tudak anya mengkonsusi masyarakt juga masih sangat menjaga adat dan budaya yang di daerah manapun tidak ada. Semua yang ada didesabelum tentu ada di daerah orang lain.
Saya juga menggunakan teori masyarakat konsumerisme adalah masyarakat yang menciptakan nilai-nilai yang berlimpah ruah melalui barang-barang konsumerisme, serta menjadikan konsumsi sebagai pusat aktivitas kehidupan. Dan jika kita terapkan dalam teori ini bahwa sesungguhnya manusia adalah makhluk konsumerisme yang kebutuhannya tidak pernah berakhir. Tidak banyak masyarakat yang memproduksi produk untuk dijual, rata-rata masyarakat Indonesia khususnya inginnya mengkonsumsi tanpa memproduksi. Masyarakat yang memproduksi suatu produk tentunya memproduksi apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat secara melimpah dan sangat banyak.
Jika kita sesuaikan dengan tulisan diatas yang masyarakatnya memproduksi diwilayahanya sendiri seperti pertanian padi, singkong, lengkuas, kunyit dll. Produksi tersebut tidak bisa secara instan, untuk mendapatkan hasil yang maksimal dibutuhkan perawatan yang benar-benar diperhatikan, perlu dipupuk, disiram, dan menjaga tanaman dari hama yang merambat pada tumbuhan. Jika para petani menanam secara bersamaan maka semua akan panen dengan melimbah ruah. Para petani akan menciptakan produksi yang bisa dijanjikan setiap tahunnya, hal tersebut bisa menjadi peluang yang bagus. Bisa dijual di pasaran ataupun kepada pengepul.
Kesimpulan
Secara garis besar masyarakat desa sendiri tidak jauh tertinggal orang-orang kota, orang desapun bisa memproduksi sendiri dengan hasil yang bagus dan melimpah. Tentunya juga dengan harga jual yang sebanding dengan tenaga dan modal yang dikeluarkan. Di desa sendiri banyak wisata yang indah dan berbagai budaya yang beraneka ragam disetiap desanya, itu merupakan salah satu investasi yang tidak bisa ditukar dengan yang lain. Masyarakat desa tidak hanya mengkonsumsi saja namun juga bisa memproduksi kebutuhan setiap manusia. Semua yang ada di desa di perlihatkan kepada orang asing dan diperkenalkan budayanya taupun produksinya, karna hal tersebut bisa mengangkat investasi desa tersebut supaya bisa menjadi desa pariwisata. Dan bisa dikenal oleh banyak orang, maka akan menambah penghasilan negara Indonesia sendiri.
Sebagai generasi muda milenial, seorang remaja juga wajib mendukung lokalitas di desa tersebut. Untuk memperkenalkan bahwa Indonesia mempunyai banyak sekali budaya, dan berbagai macam adat. Tujuannya bahwa Indonesia kaya akan suku dan adat, maka para wisatawan akan tertarik. Transportasi yang digunakan bukan lagi bus atau mobil, karna di dalam desa maka menggunakan sepeda gayuh, untuk lebih dekat dalam berinteraksi dengan warga desa. Selain itu menggayuh sepeda bisa melihat lebih detail sudut-sudut desa yang mungkin akan menarik perhatian para turis.
Komentar
Posting Komentar